Selamat Datang di portal Mat Belatong

Saturday, September 29, 2007

Cerita Naik Haji

Oleh A.Halim R

QUOTA yang ditetapkan oleh Depag RI bagi jamaah haji Kalbar tahun 2007 (1428 H) ini adalah sebanyak 2.314 orang. Sementara yang mendaftar untuk naik haji sudah belonggok. Apa boleh buat bila 6.800 jamaah terpaksa menunggu: antre! Kalau dihitung-hitung, menurut Kakandepag Kalbar Drs H Rasmi Satar, yang antre naik haji baru tuntas pemberangkatannya pada tahun 2010. Entah berapa ribu lagi yang bakal antre berikutnya. Mungkin karena “penggemar” naik haji terlalu besar, maka Depag RI mengeluarkan kebijaksanaan: yang sudah pernah naik haji jangan mendaftar lagi! Beri kesempatan kepada yang belum pernah melaksanakannya.
Seorang teman Mat Belatong yang biasa ngengkol sepeda tiap Jumat dari kawasan Kota Baru ke Masjid Mujahiddin Pontianak, beberapa waktu menghilang. Tahu-tahu muncul lagi di masjid mengenakan gamis! Rupanya dia ikut naik haji pada musim haji tahun 2006 (1427 H) lalu! Rupanya naik haji bukan tergantung orang bermobil atau bersepeda, bukan mesti pejabat dan orang kaya. Yang berkelindan becek di pasar ikan bisa naik haji juga!
“Ade gak ente merase kelaparan di padang Arafah, seperti yang diberitekan di tivi dan dikelohkan banyak jamaah haji tu?” tanya Mat Belatong menggamit lutut kawan yang bergamis. Ternyata jawabannya enteng,”Ah, itulah orang kite. Kalau tak makan nasik tetap bekabar belom makan. Sehingge, dah makan barang laen pon maseh terase lapar!” Nyaris Mat Belatong ngelakak tertawa di dalam masjid.
Tatkala mengantar mayat seorang rekan ke kuburan, Mat Belatong berkata kepada temannya yang biasa disapa Yos Dolly. Nama sebenarnya Yusof Dolek, tetapi karena punya grup orkes dangdut, namanya di-selebritis-kannya menjadi: Yos Dolly.
“Jon, ente dah cukop, pegilah!” ucap Mat Belatong. Sang rekan menjawab,”Pegi kemane?” Mat Belatong menjawab,”Mekah!”
Yos Dolly menjawab,”Aa, iyelah nantiklah ana mendaftar untok berangkat tahon depan.”
“Merampot jak nak berangkat tahon depan. Naek haji sekarang ni antre. Mendaftar sekarang bise-bise baru berangkat 2 – 3 tahon agik! Bagosnye ente umrah jak dolok laki-bini, ongkosnye sekitar 10 – 12 juta satu orang. Ade pemberangkatan umrah tiap bulan sekarang ni!” ujar Mat Belatong.
Yos Dolly tampak berpikir. ”Aa, iye. Kalau dah macam itu, bile agik nak berangkat,” ucapnya sembari menunjuk ke kuburan teman yang tengah ditimbus tanah. Sebab usia yang dikubur, Yos Dolly dan Mat Belatong hampir sebaya.
Percakapan di kuburan ini diceritakan kembali oleh Mat Belatong kepada Boy, anaknya. Kebetulan habis Jumatan, Mat Belatong mampir ke rumah anaknya yang telah berumah-tangga sendiri: rindu kepada cucu.
Anaknya tampak berpikir, setelah mendengar cerita tersebut. Kemudian anaknya berkata,”Kalau begitu Boy berangkatkan jaklah mak mertue Boy untok umrah. Kalau ndak, bise-bise jadi penyesalan. Sebab orang tue tu malar jak becakap: Anak aku yang mane jak yang bise memberangkatkan aku pegi haji. Bagos diumrahkan jak dolok.”
Ketika ibu mertuanya diberi tahu, berangkat umrah minggu depan, betapa kagetnya perempuan yang usianya telah kepala enam itu. “Aku kepengen naek haji bukan umrah!” ucap orang tua itu. “Udah, ibu berangkat umrah dolok. Soal naek haji belakangan, kalau ade duet baru naek haji,” balas Boy.
Tekacal-ganyahlah orang tua itu, karena tiba-tiba saja harus ke Tanah Suci yang diidamkan.
Belum pulang ibu mertuanya dari Tanah Suci, Boy sudah bermimpi: dirinya mengenakan pakaian ihram, melakukan tawaf mengelilingi kakbah!
Abdullah ibn Mubarak (lahir: 736 M – ayahnya Turki, ibunya Persia) dalam tidurnya di Mekah setelah menunaikan ibadah haji, bermimpi didatangi dua orang malaikat. Ia bertanya kepada malaikat itu,”Berapa orang yang diterima hajinya kali ini?” Malaikat menjawab,”Tak seorang pun, kecuali seorang kuli di Damaskus yang bernama Ali ibn Mawaffaq yang tak jadi berangkat haji!”
Pulang dari Mekah, Abdullah ibn Mubarak langsung ke Damaskus mencari Ali ibn Muwaffaq. Ketika bertemu, Abdullah menceritakan tentang mimpinya. Dan ia bertanya, apa “keistimewaan” yang telah diperbuat oleh Ali ibn Mawaffaq.
Ali ibn Mawaffaq bercerita: Sudah 30 tahun aku ingin menunaikan ibadah haji. Aku menabung 350 dirham dari setiap hasil kerjaku. Tahun ini aku berniat berangkat menunaikan ibadah haji. Pada suatu hari ada seorang wanita baik-baik yang sedang hamil mencium bau masakan dari rumah tetangganya. Ia berkata kepadaku,”Pergilah ke sana dan mintakan sedikit makanan tetangga itu untukku.” Aku mendatangi rumah tetangganya itu, dan menerangkan maksud kedatanganku. Tetangganya itu justru meneteskan air mata. Ia berkata,”Semua anakku tidak makan selama tiga hari. Dan tadi aku melihat seekor keledai mati, lalu kuambil, kupotong dan kumasak. Makanan itu tidak halal untukmu!” Aku jadi gelisah mendengar ucapan ini. Kemudian aku mengeluarkan 350 dirham yang rencananya untuk ongkos ke Mekah. Saya memberikan uang itu kepadanya sembari berkata: Belanjakanlah uang ini untuk anak-anakmu. Inilah hajiku!
Syaikh Abu Yazid Al-Busthami (wafat: 877 M) suatu ketika dalam perjalanannya berpapasan dengan seorang lelaki miskin. “Kemana engkau mau pergi?” tanya lelaki itu. “Mau menunaikan ibadah haji,” jawab Abu Yazid. “Berapa bekal yang engkau bawa?” tanya lelaki itu. “Dua ratus dirham,” jawab Abu Yazid. “Berikan uang itu kepadaku,” pinta lelaki itu,”aku seorang lelaki miskin yang menanggung satu keluarga. Kelilingilah aku tujuh kali, itulah hajimu!”
Abu Yazid melakukan apa yang diminta oleh lelaki miskin itu. Ia sadar, menolong sesama yang sedang memerlukan sekali lebih berarti di mata Allah dibandingkan menunaikan ibadah haji. Setelah itu, ia lalu balik ke rumahnya, mengurungkan niat berhaji.
Sufyan Al-Tsauri (lahir: 715 M di Kufah) telah 40 kali naik haji. Pada suatu hari ia bertemu dengan seorang pemuda yang mengeluh karena tak mampu melaksanakan ibadah haji. Melihat keadaan tersebut, Sufyan berkata,”Aku telah 40 kali melaksanakan ibadah haji. Aku akan melimpahkan semua ibadah hajiku kepadamu. Maukah engkau melimpahkan keluhan itu kepadaku?”
“Ya, aku bersedia,” jawab pemuda itu.
Pada suatu malam Sufyan bermimpi, ada suara yang berkata: Engkau telah beruntung dalam transaksi itu. Bila keuntungan itu dibagi-bagikan kepada semua jamaah haji yang hadir di padang Arafah, maka mereka akan menjadi kaya!” ***

Tegur-sapa: telp (0561) 771770 – HP 085252000995

1 comment:

Anonymous said...

tolong.in saya Naik Haji, barangkali ada yg bisa bantu.
kunjungi website http://tolong.in
terimakasih yg sebesar-besarnya telah membantu.

jika tidak berkenan,
mohon tidak dicantumkan dan saya minta maaf sebesar besarnya.